Dari sekian senjata tajam, sejumlah di antaranya merupakan senjata
dominan yang perannya mampu mengubah sejarah dunia. Senjata itu mencakup
keris, pedang, tombak, dan bayonet.
Keris pada masa kerajaan-kerajaan kuno di Pulau Jawa merupakan
senjata standar prajurit dan kewibawaan bagi para bangsawan. Bahkan
menjadi ikon tersendiri bagi kelangsungan hidup kerajaan-kerajaan itu.
Saat Majapahit
berdiri, keris dipakai oleh semua lelaki dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan para prajurit kerajaan, keris yang mendapat kedudukan
paling istimewa dibanding senjata lain, bahkan bisa dimiliki hingga tiga
buah.
Para era modern, keris tetap menjadi syarat utama bagi pengantin pria
Jawa saat menjalani perkawinan, Konon, tradisi pemandian keris ini
dipengaruhi oleh kisah terbunuhnya Adipati Jipang, Harya Penangsang,
saat bertempur melawan Raja Mataram, Panembahan Senopati.
Keris adalah budaya asli Indonesia.
Walaupun nenek moyang bangsa Indonesia umumnya beragama Hindu dan Budha,
tidak pernah ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau
negara lain. Jika pada candi-candi di pulau Jawa ditemui gambar timbul
(relief) yang menggambarkan adanya senjata berbentuk keris, maka pada
candi-candi di India atau negara lain hal itu tak pernah ada.
Bahkan senjata yang berpamor, tidak pernah ada dalam sejarah budaya bangsa India. Bentuk senjata yang serupa dengan keris pun tidak pernah ada di negara itu.
Beberapa buku tulisan orang Barat menyebutkan bahwa di Persia (kini Iran) dulu juga pernah ada budaya senjata berpamor yang serupa dengan keris Indonesia. Beberapa jenis senjata kuno buatan Iran memang dihias dengan semacam lukisan emas pada permukaan bilahnya. Teknik hiasan gambar pada bilah itu dilakukan dengan cara membuat alur goresan, sehingga bilahnya luka, dan dalam alur goresan itu disisipkan kepingan tipis logam emas. Jadi teknik yang dipakai adalah inlay, yang menurut istilah Jawa disebut sinarasah. Tetapi sinarasah ini tidak tergolong pamor yang sebenarnya. Sebab pamor adalah hiasan pada permukaan bilah yang terjadi karena terbentuknya lapisan-lapisan dari jenis logam yang berbeda, yaitu besi dan titanium. Besinya kehitaman, titaniumnya keperakan. Sedang senjata kuno Persia (Parsi) sama sekali bukan logam yang berlapis, melainkan terbuat dari baja melulu.
Di Indonesia, keris yang baik umumnya selain berpamor juga dihias lagi dengan emas, perak, intan berlian dan batu mulia lainnya. Hiasan ini dibuat sebagai penghargaan si pemilik terhadap kerisnya. Atau dapat pula sebagai anugerah dari raja atas jasa pemilik keris itu. Hiasan pada bilah keris yang mempunyai nilai paling tinggi adalah bila keris itu diberi kinatah. Permukaan bilah keris dipahat atau diukir sehingga membentuk gambar timbul (relief) dan kemudian dilapis dengan emas. Terkadang di sana sini masih ditambah dengan hiasan intan berlian. Jika kinatah itu menutup satu pertiga bilah atau lebih, disebut kinatah kamarugan.
Bahkan senjata yang berpamor, tidak pernah ada dalam sejarah budaya bangsa India. Bentuk senjata yang serupa dengan keris pun tidak pernah ada di negara itu.
Beberapa buku tulisan orang Barat menyebutkan bahwa di Persia (kini Iran) dulu juga pernah ada budaya senjata berpamor yang serupa dengan keris Indonesia. Beberapa jenis senjata kuno buatan Iran memang dihias dengan semacam lukisan emas pada permukaan bilahnya. Teknik hiasan gambar pada bilah itu dilakukan dengan cara membuat alur goresan, sehingga bilahnya luka, dan dalam alur goresan itu disisipkan kepingan tipis logam emas. Jadi teknik yang dipakai adalah inlay, yang menurut istilah Jawa disebut sinarasah. Tetapi sinarasah ini tidak tergolong pamor yang sebenarnya. Sebab pamor adalah hiasan pada permukaan bilah yang terjadi karena terbentuknya lapisan-lapisan dari jenis logam yang berbeda, yaitu besi dan titanium. Besinya kehitaman, titaniumnya keperakan. Sedang senjata kuno Persia (Parsi) sama sekali bukan logam yang berlapis, melainkan terbuat dari baja melulu.
Di Indonesia, keris yang baik umumnya selain berpamor juga dihias lagi dengan emas, perak, intan berlian dan batu mulia lainnya. Hiasan ini dibuat sebagai penghargaan si pemilik terhadap kerisnya. Atau dapat pula sebagai anugerah dari raja atas jasa pemilik keris itu. Hiasan pada bilah keris yang mempunyai nilai paling tinggi adalah bila keris itu diberi kinatah. Permukaan bilah keris dipahat atau diukir sehingga membentuk gambar timbul (relief) dan kemudian dilapis dengan emas. Terkadang di sana sini masih ditambah dengan hiasan intan berlian. Jika kinatah itu menutup satu pertiga bilah atau lebih, disebut kinatah kamarugan.
Seseorang yang memiliki ilmu tinggi, dapat menularkan ilmunya pada orang
lain. Ia juga bisa menularkan (induksi) daya dari ilmu itu pada suatu
benda. Kekuatan ilmu yang ditularkan itu pada umumnya, dapat bertahan
sampai beberapa minggu, beberapa bulan dan bahkan ada yang
bertahun-tahun.
Kemampuan seperti ini, sampai sekarang masih dimiliki oleh orang-orang tertentu di Indonesia. Pada zaman perang kemerdekaan, orang-orang yang berkemampuan seperti itu cukup banyak jasanya. Mereka secara langsung ikut membakar semangat para pejuang. Caranya, antara lain adalah dengan “mengisi” sepotong bambu kuning dengan daya tertentu. Pejuang yang maju ke medan tempur membawa potongan bambu kuning yang telah diisi itu akan berlipat ganda semangatnya, karena ia yakin dirinya akan selamat dalam pertempuran itu.
Kemampuan mengisi sesuatu daya pada sebuah benda ini pun sering dilakukan terhadap sebilah keris. Keris-keris yang diisi dengan cara seperti ini umumnya bukan keris buatan empu, melainkan buatan pandai besi atau pandai keris. Itulah sebabnya, keris yang tuahnya berasal dari isian atau induksi, biasanya tak begitu indah buatannya. Karena pembuat keris semacam itu bukan empu, melainkan pandai keris atau pandai besi biasa. Bahkan, seringkali keris semacam itu bentuknya tidak mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Pakem Keris.
Kemampuan seperti ini, sampai sekarang masih dimiliki oleh orang-orang tertentu di Indonesia. Pada zaman perang kemerdekaan, orang-orang yang berkemampuan seperti itu cukup banyak jasanya. Mereka secara langsung ikut membakar semangat para pejuang. Caranya, antara lain adalah dengan “mengisi” sepotong bambu kuning dengan daya tertentu. Pejuang yang maju ke medan tempur membawa potongan bambu kuning yang telah diisi itu akan berlipat ganda semangatnya, karena ia yakin dirinya akan selamat dalam pertempuran itu.
Kemampuan mengisi sesuatu daya pada sebuah benda ini pun sering dilakukan terhadap sebilah keris. Keris-keris yang diisi dengan cara seperti ini umumnya bukan keris buatan empu, melainkan buatan pandai besi atau pandai keris. Itulah sebabnya, keris yang tuahnya berasal dari isian atau induksi, biasanya tak begitu indah buatannya. Karena pembuat keris semacam itu bukan empu, melainkan pandai keris atau pandai besi biasa. Bahkan, seringkali keris semacam itu bentuknya tidak mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam Pakem Keris.
disini saya mencoba untuk memaharkan keris omyang jimbeyang sangat mempunyai kasiat sangat besar sekali untuk kehidupan anda.
khasiat dari keris omyang jimbe indrokilo adalah:
- Daya tarik kepada orang yang melihatnya
- mampu mengalahkan lawan berpolotik maupun bisnis
- Cocok untuk para politisi, pengusaha, petani, peternak dan para pecinta Cinta
- mampu memanggil orang dengan jarak jauh
- pengasihan tingkat tinggi, sehingga orang yang dituju benar-benar mencintainya.
- pembuka aura energi positif
- penjaga rumah dari balaq dan energi negatis yang berusaha masuk
- mampu memberi petanda bagi pemiliknya jika akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
- lancar Rejeki
- pengayoman rumah tangga
- membuat pemiliknya terlihat awet mudah
- membuka kesaktian pada pemiliknya sehungga banyak orang jahat yang takut kepadanya
- di percaya banyak orang.
- menyembuhkan orang sakti.
- untuk pegangan para dalang
- untuk menyatukan orang yang bercerai
- untuk mengobati sakit pada diri sendiri
- berkomunikasi dengan jin penunggu tempat angker
keris ini saya maharkan Rp. 1.100.000 untuk selanjutnya anda bisa menghubungi 089658536493